› Pendidiikan › SMAN 9 Bandarlampung Siswa SMAN 9 Bandarlampung Diduga Jadi Korban Bullying, Masih Mengurung Diri di Kam Foto ilu...
Bandarlampung (Harian Tesis)- Kasus Bullying atau perundungan kembali mencuat di Provinsi Lampung. Kali ini salah seorang siswa SMAN 9 Bandarlampung diduga jadi korban Petundungan dari siswa lainnya.
Namun, pihak SMAN 9 Bandarlampunf membantah dugaan adanya kasus bullying terhadap salah seorang siswanya.
"Adanya pemberitaan terkait pembulian terhadap salah seorang siswa terlebih dikatakan pihak sekolah tidak tanggap dan tidak pernah menghubungi yang bersangkutan jelas itu tidak benar," kata Kepala Sekolah SMAN 9 Bandarlampung Hayati Nufus, di Bandarlampung, Senin.
ADVERTISEMENT
Sebab, lanjut dia, pada 28 Agustus 2025 wali kelas siswi tersebut bersama Guru Bimbingan Konseling (BK) menanyakan kepada orang tua yang bersangkutan apakah anaknya sekolah atau tidak.
"Jawaban orang tua pada saat itu sudah berangkat bersama teman-temannya namun kenyataan tidak ada di sekolah. Kemudian pihak sekolah mengundang orang tuanya ke sekolah," katanya.
Ia mengatakan bahwa pada Senin (1/9) orang tua siswi tersebut datang ke sekolah sekira pukul 06.40 tapi tanpa konfirmasi, kemudian disambut oleh guru BK dan berbicara selama dua jam.
"Saat pembicaraan ini orang tuanya mengatakan bahwa anaknya di bully tapikan guru BK harus mengecek kebenarannya dan butuh waktu untuk itu sehingga meminta waktu tiga hari apakah pihak sekolah nanti yang akan ke rumah mereka atau sebaliknya," kata dia.
Dia pun menyatakan bahwa pihak sekolah selalu berkoordinasi dengan orang tua yang bersangkutan terkait keberadaan anaknya kenapa tidak masuk sekolah.
"Pengakuan orang tuanya yang bersangkutan memang sudah tidak pulang selama tiga hari. Kemudian guru BK juga mengkonfirmasi ke pada teman kelas yang bersangkutan bahwa tidak ada pembulian seperti yang diberitakan," kata dia.
Menurutnya pihak sekolah juga terus memberikan semangat kepada orang tuanya agar yang bersangkutan agar mau masuk sekolah kembali.
"Namun sudah dibujuk juga oleh orang tuanya yang bersangkutan memang tidak mau sekolah lagi dalam dua pekan terakhir," kata dia.
Bahkan, lanjut dia, ketika wali kelas dan guru BK ke rumah yang bersangkutan hari ini, siswi tersebut mengurung diri di kamar dan enggan keluar, hal ini pun sudah terjadi selama dua pekan berdasarkan pengakuan keluarga.
"Namun yang anehnya ketika dicek di akun medsos yang bersangkutan oleh kawan-kawannya dua hari yang lalu yang bersangkutan nongkrong-nongkrong di kafe dan lainnya. Jadi kami juga tidak tau apakah ini yang dikatakan depresi dan tidak keluar selama dua pekan," kata dia.
Dia pun menegaskan kembali bahwa apa yang diberitakan terkait adanya pembulian terhadap salah satu siswi di SMAN 9 tidaklah benar karena pihak sekolah pun sudah semaksimal mungkin untuk mengajak yang bersangkutan untuk kembali ke sekolah.
"Tadi pagi bahkan kami sudah ketemu dengan bapaknya, tapi memang yang bersangkutan tidak mau keluar kamar. Kemudian bapaknya pun meminta waktu selama tiga hari untuk memastikan keberlanjutan anaknya," kata dia.
Sementara itu, Endang selaku ibu dari siswi yang diduga korban bullying mengaku anaknya menjadi korban bullying dan sudah dua pekan enggan masuk sekolah.
"Sudah dua Minggu tidak mau masuk ke sekolah anak saya, bahkan beberapa waktu lalu sempat mengunci diri di kamar dan terlihat depresi. Sudah saya paksa tapi dia tetap gak mau," kata dia.
Ia mengatakan bahwa berdasarkan pengakuan dari anaknya, yang bersangkutan mendapatkan perlakuan bullying dari rekannya di sekolah.
"Namun sampai saat ini pihak sekolah belum ada itikad baik untuk menyelesaikan permasalahan ini. Saya sempat menanyakan hal ini ke pihak sekolah, infonya orang tua si pembuli itu mau datang ke rumah kami untuk menyelesaikan masalah ini, namun nyatanya sampai saat ini tak kunjung datang," kata dia.(ant/p1)
Berita 6..